PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus) DALAM KOLAM TERPAL DENGAN KETINGGIAN AIR BERBEDA

Authors

  • Muslim Muslim Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya
  • Mirna Fitrani Universitas Sriwijaya
  • Muhammad Busroh Universitas Sriwijaya

DOI:

https://doi.org/10.32663/ja.v17i2.556

Keywords:

climbing perch, spawning, tarpaulin pond, water level

Abstract

Cimbing perch fish is one of the prospective species to be developed into anaquaculture commodity.The purposes of this study was to determine the performance of the results of spawning of climbing perch fish in tarpaulin with different water levels. The study was conducted at the Aquaculture Laboratory, Aquaculture Study Program, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indralaya. The study design used a completely randomized design, three treatments, three replications. The treatment is different water levels: P1 (16 cm), P2 (28 cm), P3 (40 cm). The results showed that different water levels had a significant effect on latent time, number of eggs and survival of larvae (D0 - D3) of climbing perch fish.The study showed that the treatment of P3 (40 cm) gave the fastest latency time, which was 16,077 minutes, 4,347 eggs spawned and the percentage of survival of larvae (D0-D3) 88.82%. Conclusion, the best water level for spawning climbing perch in a tarpaulin pond is 40 cm.

References

Ahmad, M dan Fauzi. (2010). Percobaan pemijahan ikan puyu (Anabas testudineus). Jurnal Perikanan Kelautan, 15(1), 16-24.
Akbar H. (2008). Studi Karakter Morfometrik - Meristik Ikan Betok(Anabas testudineus Bloch.) di DAS Mahakam Tengah Provinsi Kalimantan Timur. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor
Anggara, A., Muslim, M., & Muslimin, B. (2013). Kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan betok (Anabas testudineus) yang diberi pelet dengan dosis berbeda. Fiseries, 2(1), 21–25.
Bijaksana, U. (2012). Domestikasi ikan gabus (Channa striata Blkr.) upaya optimalisasi perairan rawa di provinsi kalimantan selatan. Jurnal Lahan Suboptimal, 1(1), 92-101
Budiardi T., Cahyaningrum W. dan Effendi I. (2005). Efisiensi pemanfaatan kuning telur embrio dan larva ikan maanvis (Ptherophyllum scalare) pada suhu inkubasi yang berbeda. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1), 57-61.
Bugar H., Bungas K., Monalisa S.S. dan Christiana I. (2013). Pemijahan dan penanganan larva ikan betok (Anabas testudineus bloch.) pada media air gambut. Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 2(2), 90-96
Burmansyah, B., Muslim, M., & Fitrani, M. (2013). Pemijahan ikan betok (Anabas testudineus) semi alami dengan sex ratio berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1), 23–33.
Diba, N. F., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2016). Pemijahan ikan betok (Anabas testudineus Bloch) yang diinduksi dengan ekstrak hipofisa ayam broiler. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1), 189–199.
Effendie M.I. (2002). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
Ernawati Y., Kamal M.M. dan Pellokila NAY. (2009). Biologi Reproduksi Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch.) di Rawa Banjiran Sungai Mahakam Kalimantan Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia. 9(2):113-127
Etika, D., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2013). Perkembangan diameter telur ikan betok (Anabas testudineus) yang diberi pakan diperkaya vitamin e dengan dosis berbeda. Jurnal Perikanan Dan Kelautan, 18(2), 26–36.
Fahriny, U. dan Sharifuddin AO. (2010). Analisis Fekunditas Dan Diameter Telur Ikan Malalugis Biru (Decapterus macarellus Cuvier.) di Perairan Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. 20(1):37-43.
Fitrani, M., Muslim, M., & Jubaedah, D. (2011). Ekologi ikan betok (Anabas testudineus) di perairan rawa banjiran indralaya. Agria, 7(1), 33–39.
Hanafiah KA. 2003. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kelabora, DM. dan Sabariah. (2010). Tingkat Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Bawal Air Tawar(Collosoma sp) Dengan Laju Debit Air Berbeda Pada Sistem Resirkulasi. Jurnal Akuakultur Indonesia. 9 (1):56–60
Miranti, F., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2017). Pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan betok (Anabas testudineus) yang diberi pencahayaan dengan lama waktu berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5(1), 33–44.
Muslim, M. (2007). Jenis-jenis ikan rawa yang bernilai ekonomis. Masa, 14(1), 56–59.
Muslim, M. (2019). Teknologi pembenihan ikan betok (Anabas testudineus) (1st ed.; M. Taufik, ed.). Bandung: PT. Panca Terra Firma.
Pebriyanti, M. F., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2015). Pertumbuhan larva ikan betok (Anabas testudineus) yang direndam dalam larutan hormon tiroksin dengan konsentrasi dan lama waktu perendaman yang berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1), 46–57.
Prasetya, J., Muslim, M., & Fitriani, M. (2015). Pemijahan ikan betok (Anabas testudineus bloch) yang dirangsang ekstrak hipofisa ikan betok dengan rasio berat ikan donor dan resipien berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(2), 36–47.
Putri, D. A., Muslim, M., & Fitrani, M. (2013). Persentase penetasan telur ikan betok (Anabas testudineus) dengan suhu inkubasi yang berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2), 184–191.
Sari, R. M., Muslim, M., & Yulisman, Y. (2015). Laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan betok (Anabas testudineus) pada berbagai periode pergantian jenis pakan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia (Vol. 3).
Suriansyah, M.Z. Junior dan A.O Sudrajat. (2010). Studi perkembangan dan pematangan akhir gonad ikan betok (Anabas testudineus bloch.) dengan rangsangan hormone. Jurnal Akuakultur Indonesia, 9(1), 61-66
Usman M.T. dan Ridwan A. (2001). Biologi reproduksi ikan. Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan, Riau.
Utomo, A. D dan Samuel. (2005). Status keragaman ikan di perairan umum. prosiding forum perairan umum 1. Balai Riset Perikanan Perairan Umum. Badan Riset Kelautan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan.
Violita, V., Muslim, M., & Fitrani, M. (2019). Derajat penetasan dan lama waktu menetas embrio ikan betok (Anabas testudineus) yang diinkubasi pada media dengan pH berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 11(1), 21–27. https://doi.org/10.20473/jipk.v11i1.10866
Yasin MN. (2013). Pengaruh level dosis hormon perangsang yang berbeda pada pemijahan ikan betok (Anabas testudineus bloch.) di media air gambut. Jurnal Ilmu Hewani Tropika. 2(2), 52-56
Zairin, MJr., Sari K.R. dan Raswin M. (2005). Pemijahan ikan tawes (Puntius javanicus) dengan sistem imbas memijahkan ikan mas sebagai pemicu. Jurnal Akuakultur Indonesia. 4(2),103-108
Zalina I., Saad CR., Christianus A., dan Harmin SA. (2012). Induced breeding and embryonic development of climbing perch (Anabas testudineus bloch.). Journal of Fisheries and Aquatic Science. 1(10), 23-39

Published

2020-01-02