PENGARUH PERENDAMAN BENIH MUCUNA (Mucuna bracteata) DALAM BEBERAPA KONSENTRASI H2SO4 TERHADAP PEMATAHAN DORMANSI

Authors

  • Siska Chiko Efendi Universitas Andalas
  • Hasri Gusman Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Andalas
  • Nalwida Rozen Universitas Andalas

DOI:

https://doi.org/10.32663/ja.v17i2.977

Keywords:

land, LCC, scarification, seed coat, weeds

Abstract

Mucuna bracteata is a Legume Cover Crop (LCC) which has many advantages compared to other LCC. The generative propagation of M. bracteata is very difficult because of the seed coat is hard and thick, so that it has a long dormancy period and low germination. Germination without seed treatment, the germination ability only 12% to 18.33%. The efforts are made to break the seed dormancy by soaking the seeds in the sulfuric acid (H2SO4) to remove the lignin layer in the seed coat. The present study objective was to determine the appropriate concentration of H2SO4 for breaking dormancy of M. bracteata seeds. This research was conducted at the Laboratory of the 3rd Campus Andalas University, Dharmasraya, in April to June 2019 using a Completely Randomized Design (CRD) consisted of 3 treatments with 4 replications. The seed treatments were some concentrations of H2SO4 namely 3%, 4%, and 5%. The observed variables were T50 break dormancy period, germination ability, abnormal germination, dead seed, first count test, index value, and maximum growth potential. The observation data were analyzed by an F test at a 5% level, followed by the Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) at a level of 5%. The results showed that soaking of M. bracteata seeds in H2SO4 with a concentration of 3% was the best treatment, a T50 value of 8.75 days after planting with a germination capacity of 78.50%.

References

Adrian. (2011). Pengaruh Pemberian Hormon BAP Terhadap Multiplikasi Tunas Tumbuhan kantong Senar (Nepenthes alata Blanco) pada Media Murashige & Skoog dengan Teknik In Vitro. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH). (2010). Metode Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta.
Bewley, J. D. dan Black, M. (1985). Phiysiology and Biochemistry of seed. Berlin Heldelberg New York.
Bewley, J. D. dan Black, M. (1978). Physiology and biochemistry ofseeds in relation to germination. New York.
Byrd, H. W. (1983). Pedoman Teknologi Benih (Terjemahan Emid Hamidin). Pembimbing Massa. Jakarta.
Chiu, S.B. (2004). Botany, Habits, and Economic Uses of (Mucuna bracteata Dc) Exkurz. Lyman Research Center for Forestry and Agriculture. Pontianak.
Copeland, L. O. (1976). Principles of Seed Science and Technology. Departement of Crop and Soil Science Michigan State University.
Copeland, L. O. dan Mc. Donald, M. B. (1985). Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publishing Company. New York.
Copeland, L.O. dan Mc. Donald, M.B. (1995). Principle of Seed Science and Technology. Chapman & Hall. London.
Curtis, O. F. and Clark. (1950). An Introduction to Plant Physiology. 1st Edition. Mc Graw- Hill Book Co. New York.

Faustina, E., Prapto, Y. dan Rohmanti, R. (2011). Pengaruh cara pelepasan aril dan konsentrasi kno3 tahap pematahan dormansi benih pepaya (Carica papaya). Jurnal Fakultas pertanian UGM. 1(1), 42-52.
Gardner, F.P., Pearce, R. B. dan, Mitchel, R. L. (1991). Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo, H, penerjemah. Jakarta. Universitas Indonesia (UI Press).
Harjadi, S.S. (1979). Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.
Harjadi, S.S. 1989. Dormansi Benih. Prosiding Khusus Singkat Pengujian Benih. Bogor.
Harjadi, S.S. 1994. Dormansi Benih. Prosidding Kursus Singkat Pengujian Benih. Bogor.
Hartman, H. T. dan Kester, D. E..(1978). Plant Progpagation. Third ed. Prentice Hall of India Private Ltd.
Hasnunidah, N. (2011). Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Justice, O.L., dan Bass, L. N. (2002). Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. PT. Raga Grafindo Persada. Jakarta.
Kamil, J. (1979).Teknologi Benih. Padang: Angkasa.

Kartasapoetra, A. G. (1992). Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta. Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. (2003). Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Jurnal Online Agroekoteknologi, 2(2), 803 – 812.
Karyudi, dan Siagian. N. (2001). Perbanyakan Tanaman Penutup Tanah Mucuna bracteata. Warta Perkaretan. 24(1),25-36.
Kuswanto, H. (1996). Dasar-Dasar Teknologi, Produksi dan Sertifikasi Benih. Grasindo. Jakarta.
Lakitan. B. (1997). Fisiologi Tumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lestari. M. (1998). Pengaruh Tingkat Kematangan Buah Enau (Arenga pinnata) Pada Beberapa Daerah Spektrum Cahaya [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang.
Masano. (1989). Perkecambahan benih aren. Duta Rimba. Perum Perhutani. hal 24-30.
Mathews, C., (1998). The Introduction and Establishment of a New Leguminous Cover Crop, Mucuna bracteata under Oil Palm in Malaysia. The Planter. Kuala Lumpur.
Nugroh, P.A., Istianto, Siagian, N. dan Karyudi. (2006). Potensi (Mucuna bracteata) dalam Pengembalian Hara pada Areal Karet TBM. Proseding Lokakarya Nasional Budidaya Tanaman Karet. Medan.
Nugroh, P.A., Istianto, Siagian, N. dan Karyudi. (2007). Dinamika Populasi Mikrobia Tanah di bawah Naungan (Mucuna bracteata) pada Areal Karet yang Menghasilkan. Balai Penelitian Karet Sungai Putih. Medan.
Othman, K. dan Baharudin, A. H.(2015). The total factor productivity in strategic food crops industry of Malaysia. Asian Journal of Agriculture and Rural Development. 5 (5), 124-136.
Pontoh J. (2004). Sifat-Sifat Pati dan Pemanfaatannya dalam Produk Pangan dan Industri di dalam. Pengembangan Tanaman Aren. Prosiding Seminar Nasional Aren; Tondano, 9 Juni 2004. Manado. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain.

Pratiwi, I. (2016). Pengaruh Skarifikasi dan Lama Perendaman dengan Asam Sulfat (H2SO4) Terhadap Pematahan Dormansi Benih Enau (Arenga pinnata Merr.) [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang.
Purnobasuki. H. (2011). Perkecambahan. http//: skp. unair. ac.id/ repositori/ Guru/ Perkecambahan Hery Purnobasuki [Internet]. [diunduh 23 Mei 2011]. pdf 23 hal.
Sadjad, S. (1975). Proses Metabolisme Perkecambahan Benih dalam dasar-dasar Teknologi benih. Capita selekta. Bogor.
Sadjad,, S. (1980). Panduan Pembinaan Mutu Benih Tanaman Kehutanan di Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sadjad, S. (1993). Dari Benih Keapada Benih. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Saleh, M. S. (2002). Pengembangan Teknologi Benih Guna Mendukung Budidaya Tanaman Aren dalam Industr Benih di Indonesia Aspek Penunjang Pengembangan. Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB. Bogor. hal 15-82.
Saleh, M. S. (2004). Pematahan Dormansi Benih Aren Secara Fisik Pada Berbagai Lama Ekstraksi Buah. Agrosains 6 (2):79-90.
Sari, H. P. (2012). Pertumbuhan dan Daya Kecambah (Mucuna bracteata) melalui Pematahan Dormansi dan Pemberian Zat Pengatur Giberelin (GA3) [Skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Sastrosayono, S. (2005). Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Schmidth L. (2002). Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis Dan Subtropis. Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan Dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan. Jakarta.
Siagian, N. 2001. Potensi dan Pemanfaatan Mucuna bracteata sebagai Kacangan Penutup Tanah di Perkebunan Karet. Pusat Penelitian Karet. Warta 20(1-3), 32-43
Siagian, N. (2003). Potensi dan Pemanfaatan Mucuna bracteata Sebagai Kacangan Penutup Tanah di Perkebunan Karet. Warta Pusat Penelitian Karet. 24(1), 5-12.
Siregar, A.F. (2010). Pengaruh pematahan dormansi terhadap daya perkecambahan dan pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan tanaman Mucuna (Mucuna bracteata D.C.). Jurnal online Agroekoteknologi. 2(2), 803-812.
Subronto. 2002. Penggunaan Kacangan Penutup Tanah (Mucuna bracteata) Pada Pertanaman Kelapa Sawit. Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Sudikno, T. S. (1991). Beberapa usaha untuk mempercepat perkecambahan biji melinjo (Gnetum gnemon L.). Agric. Sci. 4(6),257-272.
Sulaiman, F., Dwi, P. P., dan Tresna, R. (2008). Studi pematahan dormansi benih (Mucuna bracteata). Jurnal Online Agroekoteknologi. 2(2),803-812.
Sulaiman, F., Harun, M. U. Kurniawan, A. (2010). Perkecambahan Benih yang disimpan Pada Suhu dan Periode yang Berbeda. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Sutarto dan Ilham. (1993). Pendayagunaan Tanaman Kacang-kacangan pada Lahan Kritis. Yayasan Prosia Bogor dan MAB Indonesia, UNESCO/ROSTEA, Jakarta.
Sutopo, L. (1984). Teknologi Benih. Rajawali. Jakarta.
Sutopo, L. (2003.) Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sutopo, L.(2002). Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sutopo , L. (2004). Teknologi Benih. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2(2), 803-812.
Utami, E.P. (2013). Perlakuan Priming Benih untuk Mempertahankan Vigor Benih Kacang Panjang (Vigna unguiculata) Selama Penyimpanan [Skripsi]. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wardiyono, (2006). Detail data imperata cylindrical. www.warintek.com diakses tanggal 22 juli 2008.
Widyawati, N., Tohari, P. Yudono, dan Soemardi, I. (2009). Permeabilitas dan perkecambahan benih aren (Arenga pinnata (Wumb.) Merr.). Jurnal Agronomi Indonesia: hal 152-158.
Widyawati, N. (2011). Sukses Investasi Masa Depan Dengan Bertanam Pohon Aren. Ed. I. Yogyakarta: Lily Publiser. 104 hal.
Winarni, T, B. (2009). Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Berat Benih Terhadap Perkecambahan Benih Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) [Skripsi]. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Published

2020-01-06

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >>