Pengelolaan Lanskap Hutan Mangrove Pulau Baai Kota Bengkulu Berbasis Pengembangan Ekowisata Ramah Lingkungan
DOI:
https://doi.org/10.32663/georaf.v5i1.1186Keywords:
lanskap; Hutan Mangrove; Ekowisata; Ramah LingkunganAbstract
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kebijakan mengenai pengelolaan hutan mangrove sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini: 1) observasi; 2) wawancara; dan 3) dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT yang mengambarkan secara jelas mengenai peluang dan ancman eksternal yang dihadapi dan kemudian disesuaikan dengan kekuatan yang dimilikinya. Hasil pengeumpulan data dan analisis dapat dirumuskan sebelas kebijakan: 1) Mengelola kegiatan kepariwisataan untuk kegiatan pendidikan, dengan membuat museum yang bercerita jenis vegetasi dan hewan mangrove; 2) Membina masyarakat untuk membuat sebuah kampung yang unik, seperti: kampung yang memiliki ketrampilan berbahasa inggris, pembatik dari bahan mangrove; 3) Membagi ruang lanskap untuk area penerimaan, pelayanan wisata, ruang penyangga, ekowisata dan tata hijau; 4) Membuat restoran dan homestay ramah lingkungan; 5) Mengedukasi masyarakat pemberi jasa sewa kapal tentang keamanan wisatawan menyewa kapal. 6) Memperbaiki bekas bangunan restoran; 7) Membangun tower pemantau; 8) Membuat tempat sampah diarea obyek wisata; 9) Membuat pamphlet untuk menjaga kebebersihan lingkungan; 10) Membuat walkway sebagai pendukung kegiatan kepariwisataan; 11) Menyediakan area pembibitan dan memberikan jasa bagi wisatawan yang ingin melakukan penanaman mangrove.
Downloads
References
[2] Saputra, Setiawan. Potensi Ekowisata Hutan Mangrove Di Desa Merak Belantung Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Sylva Lestari 2(2), 2014, pp. 49-60
[3] Anggraini N. Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove Akibat Konversi lahan Di Taman Wisata Alam Pantai Panjang dan Pulau Baai Bengkulu: Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta. 2014
[4] Putra, W. Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove di Desa Kuala Karang Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Online Mahasiswa Arsitektur Universitas Tnjungpura. 2(2), 2014, pp. 41-55
[5] Rangkuti F. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 2006
[6] Wijayanto D, Nuriasih N.d, Huda N.M. Strategi Pengembangan Pariwisata Mangrove DI Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida. Jurnal Saintek Perikanan. 8(2). 2013, pp. 25-32
[7] Mawardi I. 2006. Pengembangan Ekowisata Sebagai Strategi Pelestarian Hutan Mangrove di Pantai Utara Kabupaten Indramayu. Jurnal Teknologi Lingkungan. 7(3). 2006, pp. 234-242.
[8] Supraptini, Nunuk. Bauran Pemasaran: Strategi Pemasaran Pariwisata di Kabupaten Semarang. Jurnal Ilmiah Inkoma, 24(1). 2013, pp. 83-90
[9] Nugraha B, Banua S.I, Wigdagdo S. Perencanaan Lanskap Ekowisata Hutan Mangrove di Pantai Sari Ringgung Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pasawaran. Jurnal Sylvia Lestari. 3(2), 2015, pp. 53-66
[10] Yoeti, Oka. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Penerbit Angkasa, 2008
[11] Silalahi, Samuel. 2013. Strategi Pengelolaan Obyek Wisata Nusantara di Desa Penibung Kabupaten Pontianak. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 2(2), 2013, pp. 1-7
[12] Nandi. Pariwisata dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. GEA Jurusan Pendidikan Geografi, 8(1), 2008.
[13] Yunita. Mirna. Strategi Pengembangan Taman Wisata Alam Bukit Serelo Kecamatan Merapi Kabupaten Lahat”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. 2014
Downloads
Published
Issue
Section
License
This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License. which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original author and source are credited.